Rabu, 10 Agustus 2011

Demam Puisi..


Demam puisi ini berawal dari games kuda bisik waktu acara Kopdar GRI ke-4. Beberapa kalimat yang dimainkan untuk dibisikkan satu sama lain adalah cuplikan dari kumpulan puisi Sapardi Djoko Damono (SDD) yang berjudul "Dalam Demam" dan Afrizal Malna yang judulnya "Abad yang Berlari". Berhubung aku dulu paling anti kalau disuruh bikin puisi, makanya aku jadi orang yang gak terlalu interest terhadap puisi. Di sesi itulah timku kalah cepat, karena aku lama banget ngapalin puisinya.. 

Hmm.. ingatanku melayang ke beberapa tahun lalu, saat aku dekat dengan seseorang yang sering mengirimiku puisi-puisi indah. Dasar akunya yang bebal mungkin, berkali-kali aku membaca puisi dari dia, tetap saja aku nggak mengerti maksud dari puisi-puisi itu... hihihihi. Bagiku saat itu, puisi adalah suatu kumpulan kata tertentu yang terjalin menjadi suatu kalimat yang rumit kumengerti. Nah, pencerahanku akan keindahan puisi baru benar-benar "ngena" ya saat maen games itu. Aku jadi penasaran dengan kalimat ini:
"Bajunya hijau, celananya hitam, tubuhnya terlihat ringkih dan ringan, dan ia bersenandung riang, kring kring..., sepeda merahnya meluncur pelan." _SDD_
atau ini:
"Berjuta orang sedang berdoa, para pengungsi yang bergerak ke kerajaan tuhan, orang-orang sakit, orang-orang penjara, dan barisan panjang orang gila" _SDD_

Heii,, itu kah puisi? Bahasanya berbeda sekali dengan yang sering aku dengar. Puisi indah tapi dengan makna yang mudah ku mengerti. Hmmm... setelah browsing tentang puisi-puisi itu, aku jadi malah tertarik untuk membaca puisi, terutama puisi-puisi yang ditulis oleh Sapardi Djoko Damono. Ada beberapa alasan mengapa aku tertarik dengan puisi-puisi beliau, salah satunya yaitu beliau menggunakan bahasa yang mudah kumengerti. Walaupun aku sekarang lagi demam puisi, jangan berharap aku bisa bikin puisi yaa... hehehe.. Soalnya saat ini aku baru sebatas penikmat puisi dan belum mahir membuat puisi..

0 comments:

Posting Komentar

Playlist