Rabu, 26 Agustus 2015

Korea Day 6 : Menyusuri area Ewha Womans University

0 comments
TIC booth
subway line 2 (warna hijau)
Kalau punya banyak waktu luang dan mau cari suvenir unyu ala Korea, bisa berjalan-jalan di area Ewha University. Kalau naik subway, bisa turun di stasiun Ewha Womans University (subway line 2 exit 2 atau exit 3). Di dekat pintu keluar subway, ada booth TIC (Tourist Information Center) yang juga 'kantor' bagi polisi wisata Korea. Polisi wisata ini bisa 4 bahasa, Korea, Inggris, Mandarin, Jepang. Jadi, jangan khawatir tersesat ya. Rasanya nyaman berjalan-jalan di area Ewha ini, apalagi cuacanya hangat, khas musim semi yang menyambut musim panas.

trotoar EWU
Trotoar di kiri dan kanan jalan sangat lebar, jadi walaupun ada gerobak pedagang macam punya mamang-mamang PKL di trotoar, tidak akan mengganggu para pejalan kaki. Nah, di kiri dan kanan jalan, banyak toko-toko unyu nan lucu yang minta dihampiri. Pengunjung tinggal pilih, mau ke toko bunga, toko sepatu, toko aksesoris, dan sebagainya.

Tapi, kalau mau cari barang dengan harga lebih murah, bisa masuk ke salah satu lorong gang. Tokonya lebih banyak dan pilihan barangnya pun lebih beragam dengan harga yang murah meriah.

Nah,atas rekomendasi salah seorang rekan, aku lebih tertarik untuk menyusuri gang kecil di EWU. Ternyata memang benar, isinya hanya toko-toko.


Sepatu-sepatu cantik berbahan kanvas dihargai 9900 won. Dibandingkan dengan harga merk sepatu jepang yang sedang kekinian di Jakarta, harga 9900 won ini tentu sangat murah. Baju dan tas korea yang biasanya dijumpai di online shop, bisa dilihat langsung aslinya dan dengan harga yang lebih murah. Untuk pakaian, harga paling murah 5000 won. Sedangkan untuk tas, harga paling murah 8000 won.

Salah satu barang dagangan yang menarik perhatianku adalah barang dengan wajah kucing yang imut. Ternyata, wajah-wajah itu adalah desain tas. Bisa jadi dompet atau tas selempang kecil. Per item-nya dihargai 3900 won.

Selain di toko, bisa juga membeli aksesoris di Ahjumma pinggir jalan. Barangnya gak kalah unyu dengan yang di toko. Kalau jam yang lucu dan imut ini dihargai 10000 won. Wah, rasanya jadi kepingin beli semua deh. 

Nah, kalau lapar saat berjalan-jalan, bisa beli jajanan di Ahjumma penjual takoyaki.


Malam terakhir di Korea, aku sempatkan main ke ruangan Mary, sang pemilik Hongdae Guesthouse hostel untuk mengucapkan terima kasih atas keramahan dan pelayanan yang memuaskan. Mary yang ceria dan Changmin yang cool membuat hari-hariku menginap di hostel terasa menyenangkan. Kamsahamnida yaaa..

Kamis, 20 Agustus 2015

Korea Day 5 : Mengenal Hanok Village dan Insadong

0 comments
Pagi hari yang mendung dan sedikit gerimis, mewarnai hari kelimaku di negeri ginseng. Di luar hostel, angin berhembus cukup kencang. Aku buru-buru menuju stasiun subway untuk menghindari serbuan angin. Di dalam stasiun, udaranya cukup hangat. Lokasi pertama yang dituju adalah Everland, taman hiburan terbesar di Korea. Letaknya ada di luar kota Seoul.
gerbang everland
Lagi-lagi, aku menggunakan subway untuk menuju ke luar kota Seoul. Peta subway bisa dilihat disini.

Kamis, 13 Agustus 2015

Korea Day 4 : Pesona Nami Island dan Petit France

0 comments
Memasuki hari ke-empat di Korea Selatan, aku berencana untuk mengunjungi Nami Island. Nami Island sendiri merupakan sebuah tempat wisata yang menjadi terkenal sejak drama korea Winter Sonata meraih popularitas di seluruh dunia. Aku sendiri bukan penggemar drama itu, jadi bukan karena dramanya melainkan karena promosinya di situs KTO. Dari fotonya, terlihat pepohonan cantik berbaris di sisi kanan-kiri jalan, tempat yang pas untuk foto narsis pemandangan.

Selamat datang ke Nami Island

Setelah melihat di peta, ternyata lokasi Nami Island itu di luar kota Seoul.

Selasa, 11 Agustus 2015

Bibimbap, Nasi Campur ala Korea

0 comments
Nasi campur....
Setiap kali dua kata itu muncul bersamaan, entah kenapa selalu berhasil membawaku ke suatu masa yang pahit untuk dirasakan namun manis untuk dikenang (uhuuuuk). Sebab, pertama kali bertemu dengan nasi campur adalah saat masa ospek program pengenalan mahasiswa baru (PPMB). Kala itu, nasi campur merupakan salah satu primadona-nya PPMB. Kalau dilihat dari bahan-bahan yang digunakan, sih, sangat menggugah selera. Makanan pokoknya itu nasi pakai gulai nangka dengan lauk ayam goreng. Selain itu ada buah jeruk, sirup sarangsari, dan susu cokelat. Hmm.. terlihat nikmat kalau makannya di restoran padang dengan segelas es jeruk. 

Tapi.. yang membuat nasi campur ini kurang menggugah selera adalah pencampuran semua bahan makanan ini ke dalam sebuah ember. Termasuk di dalamnya ada buah jeruk, sirup, dan susu. Gimana gak bikin mual..

Nah, karena pengalaman itulah aku kurang tertarik mencoba bibimbap. Karena walaupun awalnya terlihat menarik, tapi tetap akhirnya bercampur jadi satu dan membentuk suatu wujud yang absurd untuk dideskripsikan. Padahal, setiap kali main ke restoran korea, salah satu menu khas yang ditawarkan mba/mas pelayan adalah Bibimbap. Isinya komplit; ada nasi, sayuran, lauk, dan bumbu khas korea (macam gochujang, doenjang, ssamjang, dan -jang lainnya).

bibimbap
Baru ketika aku berkunjung ke negara asalnya, aku penasaran dengan bibimbap ini. Namun, sejauh aku mencari, sulit menemukan restoran bibimbap yang halal. Karena biasanya, restoran itu juga menjual menu babi yang jelas-jelas haram untuk kumakan.

Tetapi, saat aku berada di Nami Island, ada restoran halal yang menyajikan menu bibimbap. Memang, sih, agak berbeda dari bibimbap yang ada di restoran biasa karena hanya menyajikan bahan-bahan yang halal. Aku sendiri memilih Octopus Bibimbap, yaitu bibimbap dengan lauk octopus alias gurita. Guritanya sendiri sudah dimasak dengan matang, bukan gurita hidup macam sannakji (gurita hidup). Makanan pendampingnya, berupa varian kimchi. Berbeda dari jenis kimchi kubis yang sering aku makan di restoran korea di Indonesia. Ada yang rasa manis, ada yang rasa asin, ada yang rasa masa lalu gurih. Aku sendiri menyukai semuanya. Hehehe..

octopus bibimbap
side dish
Rasa bibimbapnya cenderung manis pedas. Octopus bibimbap yang aku pesan berisi gurita yang sudah dibumbui, suwiran rumput laut, potongan selada, irisan bawang bombay, dan nasi. Tekstur guritanya kenyal-kenyal gitu. Aku yang belum terbiasa makan gurita, jadi kurang menikmati sensasi gigitannya.

Nah, setelah mencoba bibimbap ini, aku mulai bisa makan nasi campur. Tapi, tetap saja, menu yang dicampur gak ngasal macam PPMB dahulu. Untuk yang mau mencoba, saat ini banyak dijual bumbu khas korea di supermarket besar atau supermarket korea. Aku, sih, masih belum sreg kalau mencampur nasi menggunakan bumbu korea. Biasanya, aku mencampur nasi menggunakan sambal cabe goreng khas buatan mamah atau sambal terasi, yang gak kalah enak dengan bumbu korea.

Selasa, 04 Agustus 2015

Korea Day 3 : Uji Nyali di Daerah Perbatasan

0 comments
End of Separation, Beginning of Unification
Hingga saat ini, semenanjung Korea terbagi menjadi dua negara, yaitu Korea Selatan dan Korea Utara. Hubungan politik diantara kedua negara pun kurang harmonis dikarenakan perbedaan ideologi yang dianut. Oleh karena itu, perbatasan antara kedua negara ini dijaga ketat oleh militer masing-masing. Lokasi perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara memiliki pemandangan yang indah dan dipergunakan sebagai suaka margasatwa bagi hewan-hewan yang dilindungi. Kabarnya, lokasi perbatasan tersebut dapat dikunjungi oleh turis.

Playlist