Nasi campur....Setiap kali dua kata itu muncul bersamaan, entah kenapa selalu berhasil membawaku ke suatu masa yang pahit untuk dirasakan namun manis untuk dikenang (uhuuuuk). Sebab, pertama kali bertemu dengan nasi campur adalah saat masa
Tapi.. yang membuat nasi campur ini kurang menggugah selera adalah pencampuran semua bahan makanan ini ke dalam sebuah ember. Termasuk di dalamnya ada buah jeruk, sirup, dan susu. Gimana gak bikin mual..
Nah, karena pengalaman itulah aku kurang tertarik mencoba bibimbap. Karena walaupun awalnya terlihat menarik, tapi tetap akhirnya bercampur jadi satu dan membentuk suatu wujud yang absurd untuk dideskripsikan. Padahal, setiap kali main ke restoran korea, salah satu menu khas yang ditawarkan mba/mas pelayan adalah Bibimbap. Isinya komplit; ada nasi, sayuran, lauk, dan bumbu khas korea (macam gochujang, doenjang, ssamjang, dan -jang lainnya).
bibimbap |
Tetapi, saat aku berada di Nami Island, ada restoran halal yang menyajikan menu bibimbap. Memang, sih, agak berbeda dari bibimbap yang ada di restoran biasa karena hanya menyajikan bahan-bahan yang halal. Aku sendiri memilih Octopus Bibimbap, yaitu bibimbap dengan lauk octopus alias gurita. Guritanya sendiri sudah dimasak dengan matang, bukan gurita hidup macam sannakji (gurita hidup). Makanan pendampingnya, berupa varian kimchi. Berbeda dari jenis kimchi kubis yang sering aku makan di restoran korea di Indonesia. Ada yang rasa manis, ada yang rasa asin, ada yang rasa
octopus bibimbap |
side dish |
Nah, setelah mencoba bibimbap ini, aku mulai bisa makan nasi campur. Tapi, tetap saja, menu yang dicampur gak ngasal macam PPMB dahulu. Untuk yang mau mencoba, saat ini banyak dijual bumbu khas korea di supermarket besar atau supermarket korea. Aku, sih, masih belum sreg kalau mencampur nasi menggunakan bumbu korea. Biasanya, aku mencampur nasi menggunakan sambal cabe goreng khas buatan mamah atau sambal terasi, yang gak kalah enak dengan bumbu korea.
0 comments:
Posting Komentar