Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : Gagas Media
Tahun : 2014
Ukuran : 13 x 19 cm
sumber: http://gagasmedia.net/ |
Cerita yang klise kan? Nah, yang aku suka dari Windry, dia bisa membuat cerita klise ini gak terasa membosankan saat dibaca.
Kisah ini dimulai dengan adegan seorang gadis yang mengunci diri di kamar mandi dengan kondisi tubuh penuh luka lebam dan pakaian acak-acakan. Tak lupa ada kucuran air. Sampai sini aku jadi bertanya-tanya, kenapa yah di beberapa kasus orang depresi -khususnya gadis korban kekerasan seksual- hampir bisa dipastikan selalu ada adegan sedih lalu mengunci diri di kamar mandi. Dia menangis dibawah kucuran air mengalir sambil dan berharap bisa menghilang dari muka bumi. Apakah memang harus seperti itu? yah sudahlah, itu hak penulis kok mau bikin adegannya seperti apa, selama maksudnya tersampaikan ke pembaca, ya tidak masalah. Aku tetep suka karakter Hanna dan Kai di buku ini. Manis.
Aku malah keselnya sama Gitta, kok ada yah cewek yang udah disakitin terus dipukul masih aja bertahan sama cowoknya yang brutal dengan alasan karena cinta (adaaa Meeellll). Esensi dari cinta itu kan kasih sayang, nah emangnya ada dalam kasih sayang ada kekerasan fisik? huhh, jadi emosi deh. Padahal si Gitta ini digambarkan sebagai cewek yang terlihat kuat dan tangguh.
Secara umum, aku kasih 3 dari 5 bintang.
0 comments:
Posting Komentar