Reunian kali ini amat sangat berkesan loh, karena akhirnya setelah sekian kali ngadain reunian, formasi tim bisa lengkap.. Sebagai EO (
Event Organizer) tentunya aku bahagia banget karena semua bisa hadir, yah walaupun masih ada aja yang telat datengnya *lirik oknum 3 jam*... Biasanya tuh ya, tiap kali diajakin ketemuan, pasti ada aja yang berhalangan hadir. Dan alasan ketidak hadiran pun beragam, mulai dari alasan kerjaan, alasan kuliah, alasan sakit, sampe alasan gak dapet bus Trans Jakarta buat ke tempat kumpul (emang pernah ya??*lupa* *dijitak rame-rame*)
Setelah berunding berhari-hari _melebihi waktu rundingan Roem Roijen yang bahas kemerdekaan RI_ *lebay* kita setuju buat reunian di Kota Tua Jakarta. Kata seseorang, kalau mau sepedaan di Kota Tua, sebaiknya pagi hari, saat matahari masih bersahabat. Dan dia mengusulkan buat ketemuan jam 8 pagi. Hmm.. Sabtu jam 8 pagi?? Aduh,, jam segitu aku masih jogging di Popki lohh.. *kenyataan: masih meluk bantal guling*. Tapi demi reunian, aku rela deh ninggalin si bantal guling dan udah siap-siap dari jam 6 pagi *berasa mau berangkat ngantor*.
Poppy ngajakin ketemuan di Halte Cibubur Junction jam 8 pagi dan
ngewanti-wanti supaya jangan telat. Dari malem dia udah cerewet di WhatsApp tanya-tanya siapa yang udah konfirmasi. Akhirnya, jam 11 malem, aku sms-in deh satu-satu supaya dateng
on time di titik ketemuan awal, eh yang langsung
reply cuma si Arunika
. Pagi harinya, ada sms yang bikin bete dari Novi yang bilang "kok mendung ya Mel". Huhhh... langsung deh kubales "terserah deh mau dateng atau nggak :)".. itu jawabnya udah rada esmosi... hehehe. Tapii.. akhirnya dia tetep dateng kok,, langsung naek kereta dari Depok ke Kota.. hehehe.. Good Girl... :D
Di Junction, Arun duluan yang sampai, jadinya aku nebeng mobilnya Arun. Gak lama, Herly sama Kresna juga muncul. Sampai di Kota Tua sekitar jam setengah 10, langsung deh aku sama Arun nyari tempat buat makan. Soalnya pas berangkat belum sempet sarapan... Jam 10, Novi pun dateng. Tinggal si Jannah nih yang belum hadir.. Padahal dia yang ngusulin buat ketemuan jam 8 pagi.. *besok-besok jangan dia deh yang ngusulin jam ketemuan*
Sambil nunggu Jannah, akhirnya kita memutuskan buat melihat-lihat ke dalam museum Fatahillah yang jadi
icon Kota Tua itu. Museum Fatahillah ini dulunya adalah Balai Kota yang dibangun sekitar tahun 1707. Kegunaan dari bangunan itu adalah untuk kantor, ruang pengadilan dan penjara. Uniknya, letak penjara ada di ruang bawah tanah yang gelap gulita dengan jeruji besi yang super besarrrr... *di penjara ini si Novi ketemu sesosok makhluk besar yang berdiri di pojokan ruangan* hiiiii..... *padahal hari masih siang*.
|
museum fatahillah |
|
rental onthel |
Di museum ini juga terdapat patung Hermes *yang diplagiat gayanya sama Arun* dan meriam si jagur yang katanya punya kekuatan magis *entahlah*... Secara keseluruhan, museum ini terkesan kurang terawat. Padahal, setiap pengunjung dikenakan biaya kontribusi sebesar Rp. 2000,-.
|
ternyata dilarang foto di museum |
|
walaupun dilarang, tetep aja foto-foto di dalem museum |
Oh iya, museum Fatahillah juga sering dikunjungi sama anak-anak sekolah loh.. Kemarin saja, aku ketemu sama rombongan anak TK dan SD yang studi wisata kesana.. Sang guru yang jadi guide mereka selama di dalam museum. Sayangnya, anak-anak itu digiring dari satu tempat ke tempat lain layaknya bebek yang berbaris, tanpa ada penjelasan singkat mengenai sejarah barang-barang atau ruangan yang ada di museum itu.. Menurutku, kurang bijak aja.. Alangkah baiknya kalau si Bapak/Ibu guru itu berlaku layaknya perantara yang menjelaskan sejarah dari barang-barang itu.. Toh di setiap koleksi, ada penjelasan singkatnya.. *curcol gak jelas* *abaikan*.
|
lunch bareng di Fatahillah |
|
baris di museum Wayang |
Bosan di museum Fatahillah, kita beranjak ke museum Wayang yang letaknya berdekatan dengan museum Fatahillah. Eh, di museum Fatahillah ternyata lebih nyaman loh tempatnya.. Dengan kontribusi Rp. 2000,- kita sudah mendapat pamflet yang berisi penjelasan singkat tentang museum Wayang. Hmmm.. sebenernya kita kesini karena ada bangku panjang buat duduk-duduk dan suasananya cukup nyaman. Disinilah kita menanti kedatangan sang artis 3 jam, soalnya kita semua udah capek jalan-jalan keliling museum Fatahillah.
Waktu Jannah dateng, akhirnya penantian 3 jam pun usai sudah. Saatnya bersepeda ria.. Dan tahukah kalian jam berapa kita bersepeda?? Jam 1 siang!!!! Saat matahari lagi terik-teriknya bersinar.. Saat yang paling tepat buat menggelapkan kulit.... *buat apa coba berangkat jam 8 pagi kalo akhirnya sepedaannya tetep jam 1 siang?!*
Akhirnya, kita nyamperin salah satu pemilik penyewaan sepeda onthel dan mulai negosiasi alot *sealot perundingan di kapal Renville buat bahas gencatan senjata*. Dari pemiliknya ngasih harga Rp. 30.000,-/sepeda. Duh, kemahalan banget gak siiii?? Kita kan ada enam orang, dan setiap orang pake sepeda sendiri. Setelah menggabungkan teknik-teknik menawar (muka melas yang imut, teguh pendirian pada harga termurah, rayuan singkat sang jago tawar), kita pun dapat harga RP. 20.000,-/sepeda.. Hehehehe... Lumayan lah, mengingat rute dan tempat yang bakal kita kunjungi (pelabuhan Sunda Kelapa, museum Bahari, menara Syahbandar, Jembatan Kota Intan, dan Toko Merah).
|
pelabuhan Sunda Kelapa |
|
perahu penyebrangan Sunda Kelapa |
|
museum Bahari |
|
still at museum Bahari |
|
menara Syahbandar |
|
jembatan kota intan |
|
toko merah |
Setelah selesai berpanas-panas dan bernarsis ria, kita beranjak ke ancol untuk nyari angin supaya seger. Tujuan utama kita adalah jembatan Le Bridge yang konon katanya terkenal itu... Disana, sambil menikmati angin sore yang seger, sesi pemotretan pun berlanjut.. hehehe.. Waktu yang tepat untuk mengabadikan momen-momen kebersamaan kita yang amat sangat jarang itu *saking sibuknya susah banget kalo diajak ketemuan*.
|
di Le Bridge |
|
Le Bridge ber-background apartemen *favorit Kresna* |
Malam pun menjelang, saatnya berpamitan pulang... Walaupun saat ini kita sudah tidak bisa sering
hang out bareng, tapi ikatan silaturahmi diantara kita semakin erat.. Semoga persahabatan ini langgeng selamanya.. Terima kasih ya Allah atas anugerah yang Engkau berikan ini..
Cerita dibalik persahabatan kami:
Teringat saat hari pertama berseragam putih abu-abu dan masuk ke kelas yang sama sekali asing buatku. Entah kenapa, diantara bangku-bangku kosong yang ada, tatapanku tertuju pada satu bangku kosong di saf kedua baris ketiga dari pintu. Di sebelah bangku itu, sudah duduk seorang gadis manis berkacamata. Langkah kakiku pun mantap menuju bangku itu *mungkin takdir* dan setelah duduk, aku langsung berkenalan dengan si gadis berkacamata. Namanya Nur Jannah. Aku memanggilnya Jannah. Gadis cantik yang ramah, penuh senyum, dan matanya selalu berbinar-binar kala bercerita. Tak lama, masuklah seorang gadis yang kutahu pernah satu SMP denganku, namun kita tidak dekat satu sama lain karena belum pernah berkenalan resmi. Herly namanya. Dia duduk persis di belakangku. Awalnya, sikapnya kurang ramah terhadapku, tapi anehnya sikap dia manis terhadap Jannah. Ternyata, dia tidak ramah padaku karena ada kesalahpahaman yang terjadi saat kami satu SMP *di lain waktu deh kuceritakan masalah itu*. Setelah aku meluruskan kesalahpahaman diantara kami, sikapnya langsung berubah drastis. Dia menjelma menjadi gadis manis yang ramah, pendengar yang baik saat aku berkeluh kesah, dan menjadi penengah kala ada pertengkaran kecil diantara kami. Tiba-tiba, ada seorang gadis masuk dan langsung duduk di sebelah Herly. Arun namanya. Dari penampilannya sudah terlihat kalau dia adalah gadis tomboy. Gadis yang jujur, cerdas, selalu bicara apa adanya, dan gampang tersulut emosinya. Selama beberapa hari orientasi siswa baru, kami berempat mulai merasa adanya kecocokan diantara kami, dan tanpa disadari, kami pun menjadi teman dekat. Di akhir orientasi, ada seorang siswa pindahan yang bernama Novi. Saat ditanya alasan dia pindah ke sekolah kami, jawabannya menurutku absurd. "karena dekat dengan rumah" katanya. Dan memang benar, rumahnya dekat sekali dengan sekolah. Saat kami sudah resmi berteman, rumahnya Novi adalah basecamp utama. Berbagai kegiatan pun kami lakukan disana, mulai dari mengerjakan tugas kelompok, latihan menyanyi untuk penilaian seni musik, tempat singgah kala ada kegiatan sekolah, dan sebagainya. Kami berlima memiliki karakter yang berbeda-beda, namun kami menemukan kecocokan satu sama lain. Mungkin hal itulah yang membuat kami masih bersahabat hingga saat ini. Mungkin saat aku pertama kali melangkahkan kaki di kelas itu, takdirku untuk bertemu mereka sudah ditentukan. yang perlu aku lakukan saat ini hanyalah menjaga tali silaturahmi agar kelak persahabatan kami langgeng selamanya.
Terima kasih sudah membaca postingan ini yaaa....
0 comments:
Posting Komentar