Saat aku pertama kali keluar dari pulau Jawa di tahun 2009, aku sadar kalau aku baru aja mulai ninggalin kepompongku di zona nyaman milikku sendiri. Soalnya, dari aku dilahirin sampai aku lulus kuliah, kota yang aku datangi hanya Jogja dan Bandung (itu pun karena orang tuaku dari Jogja makanya aku bisa ke Jogja,, terus kalo ke Bandung itu karena waktu kecil pernah nyusul Papa yang dines disana...hihihi). Bisa dilihat kan kalo keduanya ada di Pulau Jawa, pulau tempat aku dilahirkan dan dibesarkan. Daaannn.. Selama itu pula, aku hanya mengenal kota-kota lain di Indonesia melalui pelajaran geografi di bangku sekolah (dan sayangnya aku gak terlalu menguasai mata pelajaran geografi) *bahkan selalu aja dapat nilai jelek kalo pelajaran peta buta karena gak bisa bedain pulau Kalimantan sama pulau Sulawesi.. gyahahaha *kesalahan fatal yang bikin aku selalu menatap iri temen-temenku yang sukses pulang duluan saat pertanyaan ini diajukan Pak Pri (wali kelasku) setengah jam sebelum bel pulang sekolah berbunyi.
Alhamdulillahnya, semenjak kuliah, kelemahanku di pelajaran geografi sedikit demi sedikit mulai berkurang karena aku punya teman-teman yang berasal dari seluruh Indonesia.. Pelan tapi pasti, kemampuanku di bidang geografi semakin meningkat dan saat masuk ke dunia kerja, aku ditempatkan di bagian yang mengharuskanku untuk berkomunikasi dengan orang-orang di seluruh Indonesia.. Jadilah aku sekarang bisa bedain mana pulau kalimantan dan mana pulau sulawesi.. Dan kalau ada test untuk nyebutin nama-nama seluruh provinsi di Indonesia serta ibukotanya,, aku udah bisa jawab... **hadeuuhh,, anak SD zaman sekarang malah lebih jago kali Meelllll**.. Pantes aja,, aku baru tau alesan guru-guruku dulu gak pernah nyuruh aku ikut olimpiade IPS waktu SD...
Oia,, balik ke masalah keluar dari zona nyaman.. Yepp,, sebelum aku keluar dari pulau Jawa, aku gak pernah kepikiran buat jalan-jalan keliling luar negeri.. ya iya lah ya,, lha wong keinginanku buat keliling Indonesia aja gak ada,, apalagi keliling luar negeri.. Nah, waktu pertama kali keluar Jawa dan menginjakkan kaki di Sumatera (tepatnya Palembang), aku jadi ngerasa ada yang beda. Mungkin karena aku melihat segala sesuatu disana sebagai hal yang baru. Dan aku secara otomatis menjadikan Jakarta -kota tempatku lahir dan tumbuh besar- sebagai kota pembanding. Misalnya, "oh angkot sini itu bla bla bla, klo di jakarta bla bla bla" atau "hmm.. anak muda disini itu bla bla bla, klo di jakarta mah bla bla bla", dll. Aku juga menemukan beragam hal baru yang belum pernah aku alamin di Jakarta, Jogja atau Bandung. Misalnya, melintasi sungai Musi lewat jembatan Ampera yang terkenal, melihat banyak orang yang mengunyah buah pinang sebagai "cemilan" di Manokwari, makan pisang goreng yang diolesin selai sarikaya sambil ngopi di pinggir jalan waktu di Pontianak (seumur-umur aku belom pernah ngopi di pinggir jalan), menyusuri sungai Kapuas pake klotok, pake baju ala putri Cina di Sam Pho Kong Semarang, loncat-loncat di Bromo supaya gak kedinginan, borong manisan carica di Wonosobo, sampe liat sunset ditemenin monyet-monyet liar di pinggir pantai di perjalanan Padang-Bukittinggi..
Berbekal pengalaman itulah, aku jadi punya keinginan untuk mengunjungi seluruh provinsi di Indonesia. Aku pengen lebih mengenal negeriku ini, untuk nebus kesalahan di masa lalu yang gak bisa bedain pulau kalimantan & pulau sulawesi.. *supaya besok kalo anak-anakku tanya peta buta, aku bisa jawab pertanyaan mereka dengan benar lengkap dengan data dukungnya... *maksudnya sambil nunjukin foto narsis emaknya waktu jalan-jalan* ahahahaha... Sungguh pemikiran yang amat dangkal...
_next destination:MADIUN_
0 comments:
Posting Komentar