Aku dan adekku sudah berniat untuk liburan ke Singapura di akhir tahun 2017 lalu untuk merayakan proses keberhasilan kami bikin e-paspor. Tapiii.... sebulan sebelum keberangkatan, aku kena radang telinga akut sehingga aku gak boleh naik pesawat sampai telinga-nya sembuh. Boleh sih naik pesawat, tapi risiko ditanggung sendiri. Dan rupanyaaa untuk sembuh butuh waktu lebih dari sebulan. Akhirnya, batal lah itu trip liburan ke Singapura. lalu, awal 2018 saat kondisi telingaku membaik, iseng lah aku cek tiket pesawat ke Singapura. Tetep dong kekeuh pengen ke Singapura, soalnya aku masih penasaran karena belum pernah main ke Universal Studio Singapura. Setelah kroscek sana sini, rupanya seminggu setelah imlek itulah tiket ke Singapura lagi murah-murahnya. Adekku pun bilang kalau sidang skripsinya bakal kelar di awal Februari. Lalu, rencana ke Singapura yang batal itu akhirnya muncul lagi.
|
lucu yaa maskotnya Asian Games 2018 |
Dua minggu sebelum keberangkatan, aku baru mulai bikin itinerary, browsing dan tanya sana-sini terkait transportasi dan penginapan. Soal transportasi, aku mulai membandingkan mana yang lebih hemat antara pakai EZ-Link atau Singapore Tourist Pass disesuaikan dengan rencana trip 3D2N. Untuk penginapan, pastinya bakal pilih hostel yang dekat dengan tempat jajanan. Intinya siy, mau liburan tapi versi hematnya supaya bisa jajan di USS.. hahaha.. Dalam proses beli tiket USS pun aku sempat galau, apakah beli langsung di lokasi atau beli online kayak waktu beli tiket USJ. Untuk beli tiket online, ada beberapa agen tur yang menawarkan harga lebih murah dibanding situs resminya USS. Jadi, harga publish rate dari situs resmi USS adalah 76 SGD per orang dan kalau beli dua, dapat bonus kartu EZ-Link (ujung-ujungnya cari bonusan..hahaha). Sedangkan di agen tur biasanya menawarkan sekitar 74 SGD. Kalau beli via online gitu, rupanya perlu pakai kartu kredit (
yaiyalah yaaa.. masa pakai daun, emang situ kuntilanak?). Dan karena aku ga punya kartu kredit, akhirnya aku pasrah beli langsung tiketnya di lokasi.
Lalu, aku agak khawatir karena ini trip perdana si adek ke luar negeri (banyak banget yaa buk kekhawatirannya). Jadi, jauh-jauh hari sebelum berangkat aku udah sering ngasih tau ke dia apa yang boleh dan ga boleh dibawa ke kabin. Apa yang mesti dilakuin saat lewat konter imigrasi, lalu ngescan dan print semua dokumen perjalanan terkait. Hari keberangkatan pun tiba. Kami diantarkan ke Kampung Rambutan untuk nantinya naik Damri ke Bandara. Sampai di bandara, rupanya kami tiba terlalu cepat. Akhirnya kami iseng keliling bandara dan ketemu sama maskotnya Asian Games 2018. Sampai suatu ketika lewatin konter imigrasi, adekku ketahan agak lama disana. Ternyata, petugasnya nanyain apakah si adek punya tiket balik ke Jakarta (petugasnya ngira dia masih anak sekolah yang pergi sendirian ke luar negeri). Si adek lalu mengeluarkan semua dokumen yang sudah aku berikan ke dia, seperti itinerary, tiket PP, dan bukti booking penginapan.
Sembari menanti kedatangan pesawat, aku dan adekku keliling mencari tap water untuk mengisi tumbler. Lalu di sepanjang perjalanan, kami melihat setiap APAR digambarin doodle-nya beda-beda gitu. Keren-keren hasilnya.
Sesampainya di Singapura, aku dan adekku bertemu petugas imigrasi yang ramah. Kekhawatiran akan digiring ke ruang isolasi pun sirna (padahal kalau baca di blog orang tuh, katanya sering ada random check buat dibawa ke ruang isolasi). Lalu, pas banget setelah gate keluar imigrasi ada booth yang menawarkan tiket USS seharga 70 SGD. Ya ampuuuun... selisihnya lumayan jauh dengan harga asli kalau beli langsung di lokasi. Ya kan lumayan hemat 6 SGD bisa buat jajan chili crab. Hahahaha... Aku sempet curiga sama penjaga booth-nya, makanya setelah beli tiket, aku minta diprint-kan struk pembeliannya. Jaga-jaga tiketnya ditolak buat masuk USS.
Tujuan berikutnya adalah beli kartu transportasi. Lagi-lagi ketemu petugas yang ramah. Dia dengan sabarnya menjelaskan perbedaan EZ Link dan Singapore Tourist Pass. Jadi, awal mulanya aku sempet salah persepsi soal Singapore Tourist Pass ini. Dan setelah dihitung-hitung disesuaikan dengan itinerary, lebih muraaaaaaah dan hemat kalau pakai EZ Link.
Atas rekomendasi temen, kami menginap di area Bugis yang kabarnya banyak makanan halal (penting!!) dan kemudahan akses untuk ke mesjid. Sebelum berangkat, mamah sama papah wanti-wanti supaya menginap di area yang ada mesjidnya biar gampang untuk ibadah. Ya karena itulah kami menamakan tema perjalanan ini jadi backpacker syariah.. Hahahaha.
|
komentar adek: ini mah hotel rasa kos-kosan (yakaliiii) |
Penginapan yang kami pilih di area Bugis adalah
Five Stones Hostel dan kami memilih tipe private room, jadi ga berbagi kamar dengan tamu lain. Beruntungnya aku jalan sama si adek, karena dia jago baca peta dan arah. Beda banget sama mbaknya yang sering nyasar padahal lokasi tujuan ada di depan mata. Perjalanan ke penginapan pun lancar tanpa ada insiden kesasar. Lokasi penginapan kami strategis banget karena dekat dengan area turis dan banyak makanan halal dan ada mesjid besar pula disana... Yeaayyy... Niatnya setelah check in dan istirahat sebentar, kami mencari makan malam di sekitaran penginapan. Tapiiiii.. kami malah bablas tidur sampe pagi dan batal untuk keluar cari makan malam. Alhasil, paginya laper berat. Sarapan yang disediakan oleh Five Stones Hostel cukup mengenyangkan buat kami, walaupun menunya simpel banget, macam roti tawar, selai (ada selai Nutella!!), sereal, kopi, susu, dan teh. Setelah kenyang sarapan, kami membawa beberapa tangkup untuk bekal, jaga-jaga gak nemu makanan halal.
Untuk menuju Sentosa Island (tempat USS berada), dari Bugis kami harus ke Vivo City dulu. Dari Vivo City, ada banyak pilihan transportasi, mulai dari jalan kaki, naik bus, naik monorel, atau naik cable car. Bebas mau pilih yang mana disesuaikan budget masing-masing. Sebagai pecinta dunia perkeretaan, aku dan adekku memilih untuk naik monorel. Salah satu keunggulannya punya EZ Link, untuk naik monorel ke Sentosa Island tinggal nge-tap aja tanpa perlu beli tiket lagi di Vivo City. Harganya 4 SGD dan bisa bolak-balik sepuasnya naik monorel.
|
fotoin dooong pake talenan |
Kami sampai di USS jam 9 pagi, dan gerbangnya masih ditutup. Bahkan kami bareng beberapa pegawai USS saat naik monorel. Sembari menunggu, akhirnya kami ikutan jadi jamaah mainstream yang wajib foto di depan bola Universal yang termasyhur itu. Tiba-tiba, si adek disodorin iPad oleh seorang bapak. Kiraiiiiin si bapak itu mau ngasih iPad, rupanya minta tolong fotoin (udah bahagia ajaa ngarep dikasih iPad gratisan). Kelar foto-foto, antrian di depan gerbang mulai panjang. Kami pun memutuskan ikut mengantri masuk. Rupanya, di USS ini ga boleh bawa makanan dari luar.
Apa kabar roti yang bekel dari hostel??? Jam 10 tepat, gerbang dibuka dan tiket yang kami beli di bandara ternyata tiket asli.. Horeee.. gak perlu ada drama nangis guling-guling depan gerbang.
... bersambung ke Short Escape to Singapore part 2... (macam drama ajaa ini blog)