Jadi, tadi pagi karena aku berangkat kesiangan, aku sampai di Pasar Rebo sudah jam 7 pagi, yang artinya aku hanya punya waktu 30 menit untuk sampai kantor supaya gak telat (masuk kantor jam 7.30). Waktu yang cukup sebenarnya kalau saja tidak ada kendala di jalan (misal: kemacetan di tol yang gak bisa diprediksi kapan waktu terjadinya). Berdasarkan pengalamanku berangkat ke kantor naik angkutan umum, kalau jam 7 pagi aku masih berada di Pasar Rebo, artinya aku harus naik bis yang sudah penuh dan siap masuk tol (entah 605 atau 509), gak ada deh ceritanya milih tempat duduk nyaman, yang dipikirkan hanya gimana caranya sampai Cilandak jam 7.15 (analisis sederhana berdasarkan pengalamanku, sebuah bis membutuhkan waktu kira-kira 15 menit mulai dari masuk pintu tol Pasar Rebo sampai keluar di pintu tol Cilandak, alasannya karena si kenek harus mengumpulkan ongkos penumpang makanya si supir menjalankan bisnya pelan di lajur paling kiri).
Makanya pas aku turun dari angkot dan melihat bis 605 yang udah penuh penumpang siap untuk masuk tol, aku langsung berlari mengejar. Sayangnya, tempat yang tersisa hanya di pintu dan itupun tinggal buat satu kaki (kaki satunya ngegantung gitu), tapi apa boleh buat, demi gak telat masuk kantor akhirnya aku paksain deh ikut "gelantungan" di pintu bis (jangan ditiru!!!!bahaya!!!). Rekan senasibku yang "gelantungan" di pintu bis adalah kaum Adam,, yahhh... nasiibbb dehh karena kesiangan..
Gak lama,, kenek bis-nya nyamperin aku dan bilang supaya aku pindah ke depan, dia gak tega liat cewek "gelantungan" di pintu bis, dia bilang:
"mbak, jangan di pintu, saya kasian. di depan aja mbak"
Aku pun nurut untuk pindah ke depan, kupikir di depan masih ada ruang untukku berdiri di lorong depan atau duduk di bangku artis (bangku tambahan). Masuk lewat pintu supir, aku lihat sudah gak ada ruang buatku dan aku terpaksa berdiri di lorong depan tempat bangku artis seharusnya berada,, yahhh... nunduk deh... soalnya lorong depan itu langit-langitnya lebih rendah dan gak sesuai dengan tinggi badanku. Baru beberapa detik berdiri dengan posisi tanggung, si supir masuk dan mempersilahkanku untuk duduk di bangkunya... Haaa???
"ngapain diri teh, duduk sini aja" kata supir sambil menggeser duduknya ke dekat pintu dan menyisakan beberapa ruang di bangkunya untuk kududuki.
Ealahhh.... aku pun nurut aja dan dengan muka cuek langsung duduk di samping si supir, lebih baik daripada berdiri tanggung dengan kepala tertunduk paksa...
Hihihihi... baru pertama kali ini aku ngerasain duduk di samping supir persis!!! *di dalam hati aku langsung berikrar untuk gak berangkat kesiangan lagi*. Gak enak rasanya kepentok-pentok tuas transmisi saat si supir oper gigi....
Alhamdulillah, sampai di Cilandak masih jam 7.13,, masih ada waktu untuk nunggu angkot 36.. Beruntungnya aku, saat menyeberang di lampu merah ampera, ada 36 yang setia menungguku... Yippiieee... jalanan ke arah Pertanian pun lancar.. Tralalala... senangnya hatikuuu.... Gak bakal telat ini mah.. *optimis datang tepat waktu*
Seakan alam semesta bersinergi dengan semangat positif dan optimismeku,, sampai di depan halte busway pertanian, ada mas Catur yang memberikan tebengan sampai kantor... Ahhaaaa.... Sampailah aku ke kantor dengan sehat walafiat selamat jam 7.25... Thank You Allah...